“Stop Over” adalah Perpustakaan Keliling yang melayani masyarakat secara berkeliling, Stop Over ini merupakan cikal bakal dari
Rabu – Jumat, 7 -9 Januari 2009, PT. Sampoerna Tbk dan Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia (YPPI), mengadakan studi banding ke beberapa perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat di Yogyakarta. Studi banding ini diikuti oleh 45 orang dari 4 Taman Bacaan Masyarakat dan 5 Stop Over di Surabaya, 4 Taman Bacaan Masyarakat dan 5 Stop Over di Pasuruan, yang merupakan Taman Bacaan Masyarakat yang didanai dan didampingi oleh PT. Sampoerna Tbk dan Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia.
Studi banding yang diikuti oleh relawan dan pengurus Taman Bacaan Masyarakat dalam Program Pustaka Sampoerna dimaksudkan untuk lebih meningkatkan wawasan dan pengetahuan dengan melihat Perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat di Yogyakarta, selain itu untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dan kompetisi yang positif untuk menjadi lebih baik.
Kegiatan studi banding ini diisi dengan berbagi pengalaman, diskusi, launching Buletin JENDELA PUSTAKA dan kunjungan ke beberapa Perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat di Yogyakarta.
Salah satu perpustakaan yang menjadi rujukan mereka adalah Perpustakaan Keliling Anak SATUNAMA, Perpustakaan Keliling Galang Press, Perpustakaan IVAA, PKBM “Rumpun” Kampung Badran dari Yayasan Pondok Rakyat, Perpustakaan Kota Yogyakarta, dan Perpustakaan Mitra Tema Bantul yang sebagian besar dari perpustakaan tersebut tergabung dalam Jaringan Perpustakaan Alternatif “BIBLIO”.
Dari hasil diskusi ada beberapa pertanyaan yang menarik dari mereka yang ditujukan untuk perpustakaan kita diantaranya adalah masalah sumber dana, biaya operasional, konsep volunteerism, suka duka mendampingi masyarakat dan kegiatan pendukung di masing masing komunitas yang didampingi SATUNAMA.
Perpustakaan Keliling Anak SATUNAMA juga mensosialisasikan gemar membaca dengan semboyan “MEMBACA ITU MENYENANGKAN” untuk mengubah paradigma yang ada di masyarakat saat ini bahwa “MEMBACA ITU MEMBOSANKAN”.
Selain itu ada pemaparan dari 2 orang narasumber yaitu Ida Fajar ( Kepala Perpustakaan UGM) dan Tri Suhartini (Yayasan Pondok Rakyat). Ida Fajar dalam pemaparannya mengatakan bahwa masyarakat kita ini banyak yang “aliterasi” artinya tidak suka atau tidak mau membaca. Hal ini terjadi karena sejak kecil kita tidak dididik untuk gemar membaca. Suasana berbagi pengalaman dengan Tim MOBLIB. Selain itu perpustakaan yang ada di
Di Singapore, untuk meningkatkan minat baca masyarakat, kebanyakan perpustakaan yang ada dibuka setelah jam kantor. Dampak dari menumbuhkan minat baca tidak bisa dilihat dalam jangka pendek, misalnya anak-anak usia Sekolah Dasar yang sudah dibiasakan gemar membaca mulai sekarang baru akan kelihatan hasilnya mungkin 15 tahun mendatang.
Tri Suhartini dalam pemaparannya mengatakan bahwa di
Perpustakaan Alternatif “BIBLIO” merupakan salah satu wadah untuk berjejaring dari perpustakaan komunitas, perpustakaan LSM, dan perpustakaan pribadi di
Selain itu menumbuhkan semangat berswadaya dan swakelola di masyarakat untuk membangun perpustakaan komunitas masih sangat kurang, karena perpustakaan komunitas yang dibangun kebanyakan perpustakaan komunitas yang dibangun dari dana “proyek”, sehingga kemandirian masyarakat masih sangat minim.
Pelajaran yang dapat diambil dari kegiatan ini adalah dapat dijadikan tempat untuk mempromosikan program-program SATUNAMA, memperluas jaringan dengan lembaga lain, adanya tukar-menukar informasi dalam mengembangkan perpustakaan komunitas, dan melatih menjadi fasilitator dibidang literasi.
Penulis: Andri
Foto: Metana
halo
BalasHapussaya punya Taman Baca sekaligus sanggar di daerah Bantul
saat ini punya koleksi100an buku untuk anak-anak.
mohon bantuan untuk pengembangannya, karena ternyata minat baca anak2 di dusunku sangat bagus sementara koleksi buku2nya sangat terbatas
terimaksih.
Sanggar Taman Baca HARAPAN MULIA
facebook: slankidschool@yahoo.com
multiply: slankidschool.multiply.com
e-mail : slankidschool@yahoo.com